EMAS BIRU NUSA UTARA

Posted by Benny Osta Nababan Selasa, 29 September 2020 0 komentar

 



Buku ini disusun sebagai refleksi program SKPT di Kabupaten Kepulauan Talaud yang telah dilakukan oleh Direktorat Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. SKPT Kabupaten Kepulauan Talaud yang berlokasi di Pulau Salibabu ini diharapkan mampu menjadi titik pangkal pergerakan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud yang tersebar di beberapa daerah penyangga di beberapa pulau. Tentunya apa yang telah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan masih membutuhkan sinergi dan harmonisasi yang lebih besar dengan Kementerian Koordinator, Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan stakeholder terkait lainnya agar salah satu

Download Buku:

EMAS BIRU NUSA UTARA


Baca Selengkapnya ....

Integrated Marine and Fisheries Center and priority for product intensification in East Sumba, Indonesia

Posted by Benny Osta Nababan Selasa, 15 September 2020 0 komentar


Integrated Marine and Fisheries Center and priority for product intensification in East Sumba, Indonesia

ABSTRACT

The main composition of fishery’s economy in Indonesia is small-scale fishery who rely on traditional capture fisheries management, likewise in East Sumba Regency. However, from the potential side, East Sumba waters have great resources besides capture fisheries. Thus, research is conducted to identify strategic products existing in East Sumba, Indonesia, and to calculate the level of economic impact for the regional economy and labour absorption. The method used in this research is a qualitative descriptive method using multiplier effect analysis and business feasibility analysis. The results of the study show that seaweed, capture fisheries, freshwater farming, salt, artemia, and tourism have the potential as economic primemover of small-scale fishery in East Sumba. Seaweed has the highest business feasibility, followed by capture fisheries, and freshwater farming as a third. Meanwhile, salt, artemia cultivation and marine tourism have lower business feasibility and still need further development in the trial phase. With the addition of a formal management institutional mechanism called the Integrated Marine and Fisheries Center (IMFC) by the government all of these resources can be managed integrally and efficiently, with high quality and acceleration so that the regional economy can be leveraged including the welfare of the small-scale fishers. 

Keywords: East Sumba; Indonesia; IMFC; marine product’s intensification; SDGs.

Artikel diterbitkan pada journal :

IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 414 (2020) 012014 

IOP Publishing doi:10.1088/1755-1315/414/1/012014

Artikel dapat didownload pada link :

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/414/1/012014/pdf


Baca Selengkapnya ....

The economic impact of the “cantrang” prohibition in the northern Java Sea, Indonesia

Posted by Benny Osta Nababan 0 komentar

 The economic impact of the “cantrang” prohibition in the northern Java Sea, Indonesia


ABSTRACT

The present study aimed to compare the economic impact of “cantrang” to other environmental-friendly fishing gears on the northern Java Sea. The study was conducted in the Provinces of Banten, West Java, Central Java and East Java. The type of data used are primary and secondary data where primary data collection was carried out by conducting interviews with key informants using questionnaire, interview, field observations and focused group discussions. The results showed that “cantrang” gear provides a higher level of profit compared to other fishing gears. Based on the analysis of investment criteria, “cantrang” has better criteria than “multi-monofilament gill net” gear operated in Pandeglang and Indramayu, West Java and “purse seine” gear operated in Rembang and Lamongan, East Java. The amount of profit sharing received by danish seiner iwas higher than the district minimum wage on each research location. Therefore, danish seiner are reluctant to switch from “danish seine” to another fishing gear, and challenge the prohibition policy issued by government. In order to encourage danish seiner for switching to more environmental-friendly gear, the policy have to address the welfare of danish seiner first before applying substituted gear to maintain the sustainability of fish resources.

Key Words: demersal, fisheries policy, fishing gear, financial analysis, welfare.

Artikel diterbitkan pada Jurnal Internasional terindeks Q3 : 

Artikel Internasional journal in dapat didownload pada link :


Baca Selengkapnya ....

ANALISIS EKONOMI ALAT TANGKAP ARAD DI PANTAI UTARA PROVINSI JAWA TENGAH

Posted by Benny Osta Nababan 0 komentar


ANALISIS EKONOMI ALAT TANGKAP ARAD DI PANTAI UTARA

PROVINSI JAWA TENGAH

Economic Analysis of Arad Fishing Gear In Northern of Central Java

 

ABSTRAK

Arad termasuk dalam alat tangkap perikanan yang dilarang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor. 2/Permen-Kp/2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets) di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia.  Penelitian ini bertujuan untuk analisis ekonomi 1 alat tangkap arad dengan usaha penangkapan arad yang dikombinasikan dengan alat tangkap lainnya di Pantai Utara Jawa Tengah.  Penelitian dilakukan di Jawa Tengah.  Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.  Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada nelayan arad dengan ukuran kapal kurang dari 10 GT dan menggunakan panduan wawancara serta pengamatan lapangan.  Pengumpulan data sekunder dilakukan ke instansi pemerintah seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah dan BPS.  Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian nelayan arad memiliki alat tangkap lain seperti sudu, gillnet dan trammel net.  Penggunaan alat tangkap berdasarkan musim ikan, seperti musim cumi, teri, kakap, belanak, kembung dan lainnya.  Penelitian ini mengelompokkan nelayan berdasarkan jumlah alat tangkap yang dimiliki yaitu satu alat tangkap (arad), dua alat tangkap (arad dan sudu), tiga alat tangkap (arad, trammel net dan gillnet).  Nelayan yang memiliki alat tangkap tambahan selain arad memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan hanya memiliki satu alat tangkap (arad).  Manfaat lebih tinggi namun dengan kombinasi alat tangkap yang ramah lingkungan adalah penggunaan 3 alat tangkap yaitu arad disertai dengan gillnet dan trammel net sesuai musim ikan memberikan manfaat ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan arad sepanjang tahun.   


Kata kunci: arad; analisis ekonomi; keberlanjutan; sumberdaya ikan; kesejahteraan nelayan; Jawa Tengah

Jurnal ini dapat dilihat pada Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan perikanan, Volume 15 No 1 Tahun 2020 : 

Dapat didownload pada link : 


Baca Selengkapnya ....

Share with

Twitter Google Plus Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
Tutorial SEO dan Blog | Copyright of Resources Economic, Policy, Statistic and Socio Economics.

Resources Economics